melanjutkan tulisan yang kepanjangan, ini edisi Sumatera..
Cuaca
membaik ketika kapal bersiap sandar di Bakauheni, waktu menunjukkan pukul
07.30, penyeberangan ini ternyata memakan waktu dua jam. Sempat melirik
tripmeter, 113,4 km jarak darat yang sudah kami tempuh dan indikator bbm belum
bergerak dari posisi full, aneh ya, menurut adik saya memang begitu biasanya,
bertahan lama di posisi full, begitu sudah turun dari full akan lebih cepat
berkurang bar indikatornya.
Kapal bersiap sandar
Lanjut
perjalanan melalui lintas timur, karena jalur lintas tengah terputus akibat
rusaknya jembatan, kami singgah untuk mengisi perut di RM Solo Jaya Makmur,
belum jauh dari pelabuhan, kami memesan nasi goreng yang ternyata kurang sesuai
dengan selera kami, agak aneh pegawai rumah makan berbahasa jawa dengan logat
jawa timur, bukan logat Solo, ah sudahlah yang penting perut terisi sementara.
"isi bensin" dulu
Setelah membeli perbekalan kami melanjutkan perjalanan, alangkah terkejutnya
kami, jalan lintas timur ini sungguh sangat rusak, kami harus sangat
berhati-hati saat melewati lubang (lebih tepatnya kubangan besar) agar si Lagoon
tidak mentok alias nggasruk (apa lah ya bahasa Indonesianya).
kondisi mengharukan Jalan Lintas Sumatera
Impresi di jalan
rusak dan kondisi siang:
- Suspensi cukup mumpuni untuk jalan rusak, tidak terlalu empuk memang tapi juga tidak sekeras yang saya bayangkan.
- Ground clearence mengkhawatirkan (atau perasaan saya saja) agak was was waktu lewat jalan berlubang.
- Kaca depan yang guedee membuat sunshade hampir tak bermanfaat, jurus tukang pijat pun keluar (kacamata item on).
- “Layer” di dashboard (kelihatan di foto atas). Entah apa maksudnya, keren sih dashboard jadi tidak flat, tapi terus terang cukup mengganggu pandangan dengan adanya refleksi garis di kaca depan, terutama saat siang hari.
Skip...skip..tengah
hari kami memutuskan berhenti untuk meluruskan kaki dan mengisi pertamax di
SPBU 24.345.110 di daerah Menggala, Lampung. Tripmeter menunjuk angka 310,8 km
dan total pengisian pertamax full tank 18,41 liter. Hitungan 310,8 km /18,41
liter= 16,88 km/l tidak seirit perkiraan saya, tapi mengingat kondisi
perjalanan stop and go dengan jalan hancur bisa jadi mempengaruhi konsumsi
bbmnya.
Lanjut
ke Tulang Bawang singgah untuk mengisi perut di RM Ngawi II dan lagi-lagi tidak
sesuai selera, mungkin kondisi badan sedang kurang mendukung. Lanjut perjalanan
ke Palembang hari semakin sore bahkan malam, di luar perkiraan saya untuk bisa
sampai Palembang sore hari. Kami pun harus berganti-ganti menyetir dan
berkali-kali berhenti karena kondisi jalan yang belum berubah buruknya sangat
menguras tenaga dan kondisi badan. AC si Lagoon begitu dingin hingga kadang
harus dimatikan karena tubuh yang mulai demam tidak mampu menahan dinginnya.
Satu catatan, perjalanan Bakauheni-Palembang banyak dihiasi razia oleh
bapak-bapak polisi, mungkin ada lebih dari 10 razia selama perjalanan,
rata-rata menyasar truk, kami pun sempat diperiksa dua kali, tak apalah tak ada
masalah, cuma ditanya dari mana mau ke mana tujuannya apa, mungkin pakpol nya
bingung mobil kecil ini ada di antara truk truk besar, haha.
Sampai
di Kota Palembang sekitar jam 21.30 kami memilih fastfood untuk makan malam
dibandingkan harus gambling mencari
tepat makan. Setelah makan malam kami memutuskan menginap di hotel Amaris
dengan pertimbangan kami perlu tempat yang nyaman, shower air panas dan sarapan
yang cocok di lidah agar kondisi kami kembali fit untuk melanjutkan perjalanan esok
harinya.
Esok
paginya kami bangun dengan kondisi badan yang lebih segar. Setelah sarapan
secukupnya kami check out dan melanjutkan perjalanan ke Jambi. Masih di kota
Palembang kami memutuskan kembali mengisi pertamax si SPBU 24.301.15 sambil
sedikit bersih-bersih windshield. Pertamac masuk ke tangki Lagoon sebanyak
16,10 liter dan tripmeter menunjuk angka 575,9 km. Itung-itungan lagi
(575,9-310,8) km/16,10 liter= 16,46 km/l yaahh nggak jauh beda dengan
sebelumnya, karena jalan yang dilewati memang hampir sama kondisinya.
Melanjutkan perjalanan ke Jambi kami kembali bergantian menyetir dengan kondisi
jalan yang bervariasi melalui Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, kondisi
membaik setelah melewati Kecamatan Bayunglincir dan menuju perbatasan
Sumsel-Jambi.
Skip....skip...
akhirnyaa sampai juga kami di Jambi, badan terasa sakit semua, kilometer
menunjukkan 840,1 km wow mbak mbak GPS itu bohong, atau jarak 791 km itu belum
termasuk laut ya? Entahlah mbaknya ditanyain diem aja, hahaha. Alhamdulillah
selamat sampai Jambi, melirik jam 15.40 weleh lama juga ternyata. Yang terpikir
pertama adalah makan, cuci mobil yang tidak lagi berwarna biru tapi sudah
berubah coklat, cek kalau ada yang salah selama perjalanan. Alhamdulillah tidak
ada yang lecet, selesai cuci mobil mampir sebentar di kontrakan terus antar
adik ke bandara Sultan Thaha Saifuddin untuk mengejar pesawat kembali ke
jakarta jam 18.10 karena besoknya harus masuk kerja, sampai belum sempat beli
oleh-oleh, maaf ya bro, nanti oleh-olehnya dikirim deh.
Mission Accomplished
Kilometer akhir perjalanan
Terima kasih kepada
adik saya Danar, dari mulai pemesanan mobil, mengurus pembayaran, service
pertama, sampai mengantar ke Jambi, you are the real MVP bro.
Alhamdulillah
si Lagoon sudah sampai di Jambi dengan selamat setelah 840 km yang keras dan
melelahkan, semoga bermanfaat dan tidak rewel ya, amiin.
Note: setelah dipakai 2 hari di dalam kota akhirnya isi pertamax lagi di kilometer 882,0, habis 18,94 liter. Hitung lagi ah (882,0-575,9)km/18,94 liter= 16,16 km/l yaah lagi-lagi nggak jauh beda, mungkin karena dipakai dalam kota juga, bagi saya masih irit kok.
semoga bermanfaat.