Alhamdulillah,
rasa syukur tak terhingga kepada Allah SWT atas nikmat-Nya sehingga saya dan
istri tercinta bisa meminang sebuah mobil Suzuki Karimun Wagon R tipe GS warna
biru “Lagoon Turquoise” untuk kendaraan kami sehari-hari.
Kami
membeli mobil ini di salah satu dealer di Kota Bekasi atas rekomendasi teman kuliah
saya, Bro Rizki, saya dikenalkan kepada seorang temannya yaitu pak Sofian, yang
sampai saat ini pun saya belum pernah bertemu (terima kasih Bro Rizki dan Pak
Sofian, sukses selalu). Samsat Kota Bogor memberi nomor registrasi F 1433 EO
untuk “si Lagoon”, sebutan istri saya untuk mobil yang terdaftar atas namanya
ini. Walaupun sudah didaftarkan sejak mobil diantar ke rumah orang tua tanggal 31
Maret 2015, sampai saat ini STNK dan plat resmi mobil ini belum kunjung
selesai, apalagi BPKB-nya, harus sabar menanti lagi sepertinya.
Dengan
segala kegembiraan bercampur keterburu-buruan, saya mengajak adik saya untuk
mengantar mobil ke perantauan kami di Kota Jambi. Setelah mencari-cari waktu
yang luang disepakati kami berangkat tanggal 2 Mei 2015 setelah si Lagoon
service pertama 1000 km.
Singkat
cerita Sabtu, 2 Mei 2015 jam 03.30 adik saya berangkat dari rumah orang tua
kami di Klender, Jakarta Timur tempat selama ini si Lagoon saya titipkan menuju
stasiun Jatinegara menjemput saya dan langsung memulai perjalanan 791 km yang
ditunjukkan oleh mbak google map (fiuhh jauh banget kayaknya). Bismillah, saya
duduk di kursi penumpang depan, tripmeter A saya reset, odometer menunjukkan
angka 1354 km (lumayan juga mengingat usianya belum sebulan), kondisi bensin
baru diisi full dengan Shell Super. Impresi pertama saya yang belum pernah
bertemu mobil ini adalah kecil, ramping dan tinggi, khas kei car jepang.
Kilometer awal perjalanan
Impresi
awal saya:
- Tutup pintu, blebb... wuih nggak nyangka ternyata nggak cempreng.
- Ceklek.. harus ngunci pintu manual, nggak autolock ternyata.
- Kabin ternyata cukup lega untuk kami berdua (saya 174/75 dan adik 172/78) head room terasa lapang dan leg room baris pertama juga pas dengan sedikit menggeser kursi baris 1 ke belakang.
- Baris kedua meskipun dengan kondisi baris pertama dimundurkan masih terlihat manusiawi.
- Jok, ini yang saya suka, bahan fabric, karena saya dan istri kurang suka leather, makanya kami pilih seri GS dibanding Dilago.
- Driving position, hmm so so sih, kalau saya sih ok aja, stir cukup rendah karena seat yang tinggi, waktu istri saya (150) test drive pun bisa lihat moncong dengan jelas. Yang penting bagi saya sih dengkul nggak mentok dashboard seperti MPV sejuta umat yang biasa saya pakai.
- Lekuk dashboard sisi penumpang depan cenderung memakan ruang kaki kanan sehingga mau nggak mau harus lebih mundur lagi buat yang berkaki panjang.
- Jarak antara pengemudi dan penumpang depan sangat “intim” dan di sela-selanya
- Bottle holder di depan ada 3, 2 buah di depan tuas perseneling, 1 di dashboard kanan setir, tidak ada space di doortrim, hanya muat untuk buku catatan perjalanan yang saya bawa. Baris 2 hanya ada 1 holder saja.
- Seatbelt sampai baris kedua ada, aman.
- Audio 2 din cukup lengkap walau displaynya belum LCD alias nggak bisa nyetel video bo’. Suara 4 speaker saya rasakan pas-pasan saja, tidak seburuk salah satu LCGC yang pernah saya coba, tidak juga bisa dibilang baik, tapi maklum lah untuk harga di bawah Rp100 juta. Mungkin sektor ini perlu modifikasi agar lebuh memuaskan.
- Getaran mesin, wow terasa juga ya, apaladi kalau pintu terbuka, kayak “ngayun” pintunya, mungkin memang sudah bawaan orok mesin 3 silinder ya, sepertinya perlu tambahan peredam kabin untuk mengurangi “kehebohan” ini.
- Akselerasi okelah untuk 998cc 3 silinder torsinya cukup mantep.
Perjalanan
dini hari di Jakarta menuju Merak sungguh menyenangkan, tanpa melewati tol
dalam kota kami sampai di gerbang tol Tomang dalam waktu 15 menit saja, luar
biasa kontrasnya Jakarta ini. Perjalanan dilanjutkan menuju Cikupa dengan tarif
Rp6.000,00 saja. Selanjutnya memasuki tol merak melalui gerbang Cikupa,
tertulis “Merak 108 km” wow, jauh juga ternyata, lanjut, adik saya menggeber si
Lagoon tanpa turun dari top gear dengan kecepatan antara 90-110 km/jam di jalan
yang benar-benar bebas hambatan ini. Impresi selanjutnya:
- Suspensi mobil ini cukup nyaman untuk jalan sehalus jalan tol
- Berkat ban 175 ring 14 yang dipasang pada seri GS ini handling pada kecepatan tinggi juga cukup bagus, mungkin hanya kurang dari aerodinamikanya saja ya, haha,
- Suara gesekan ban Chamipro Eco dengan aspal entah mengapa sangat terdengar berdengung di kabin, mungkin memang karakter bannya seperti itu, atau mungkin perlu tambah peredam rumah roda.
- Setengah perjalanan, hujan mulai turun, nah di sini mulai tampak kekurangan mobil ini. Berisik, satu kata yang bisa menggambarkan, suara jatuhnya rejeki air ke atap dan cipratan air dari ban sungguh mengganggu, tapi saya memaklumi karena LCGC merk lain yang pernah saya coba bahkan untuk low MPV yang biasa saya pakai untuk kendaraan dinas juga sama berisiknya. Lagi-lagi terlintas untuk menambah peredam buat si Lagoon.
- Untuk penerangan saya acungi dua jempol buat Suzuki, lampu dekat multireflektor dan lampu jauh projector bergantian bekerjasama dengan lampu kabut untuk membelah gelapnya jalan berbayar yang nyaris tanpa penerangan ini.
Sekitar
pukul 04.45 kami keluar dari gerbang tol Merak dengan biaya Rp36.000,00 (wah
mahal juga ternyata). Melalui kota Cilegon dengan kondisi jalan kurang baik
menuju pelabuhan, kami harus meengurangi laju mobil untuk menjaga kenyamanan
dan keamanan. Untuk kondisi jalan berlubang mobil ini masih cukup nyaman dengan
kecepatan rendah.
Kami
memasuki pelabuhan Merak dan langsung masuk ke kapal dengan ongkos Rp347.000,00
wow lumayan mahal bos, seingat saya ada teman yang bilang 200 ribuan entah
kapan itu. Dua jam kami menyeberangi Selat Sunda dengan KMP Virgo 18, bye bye
Jawa...
Tarif ASDP Selat Sunda
Kondisi dalam kapal (abaikan saja orangnya) :V
duhh kok sudah panjang ya, nanti dilanjut part II ya sisi Sumateranya biar nggak bosan..
Hmm, si Wagon R ini ya, masih misteri, (heran) Kenapa kok Kualitas Painting nya itu loh, gak layak disebut LCGC,,, Beninggg banget di banDing LCGC rival nya,,, ngilerrrrr
BalasHapusmantap sih menurut saya kualitasnya wagon r ini. makasih kunjungannya
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus