Kamis, 07 Mei 2015

840 km yang keras bersama si Lagoon (Part II)


melanjutkan tulisan yang kepanjangan, ini edisi Sumatera..



Cuaca membaik ketika kapal bersiap sandar di Bakauheni, waktu menunjukkan pukul 07.30, penyeberangan ini ternyata memakan waktu dua jam. Sempat melirik tripmeter, 113,4 km jarak darat yang sudah kami tempuh dan indikator bbm belum bergerak dari posisi full, aneh ya, menurut adik saya memang begitu biasanya, bertahan lama di posisi full, begitu sudah turun dari full akan lebih cepat berkurang bar indikatornya.
 
Kapal bersiap sandar

Lanjut perjalanan melalui lintas timur, karena jalur lintas tengah terputus akibat rusaknya jembatan, kami singgah untuk mengisi perut di RM Solo Jaya Makmur, belum jauh dari pelabuhan, kami memesan nasi goreng yang ternyata kurang sesuai dengan selera kami, agak aneh pegawai rumah makan berbahasa jawa dengan logat jawa timur, bukan logat Solo, ah sudahlah yang penting perut terisi sementara. 


 "isi bensin" dulu

Setelah membeli perbekalan kami melanjutkan perjalanan, alangkah terkejutnya kami, jalan lintas timur ini sungguh sangat rusak, kami harus sangat berhati-hati saat melewati lubang (lebih tepatnya kubangan besar) agar si Lagoon tidak mentok alias nggasruk (apa lah ya bahasa Indonesianya). 


kondisi mengharukan Jalan Lintas Sumatera
 
Impresi di jalan rusak dan kondisi siang:

  • Suspensi cukup mumpuni untuk jalan rusak, tidak terlalu empuk memang tapi juga tidak sekeras yang saya bayangkan.
  •  Ground clearence mengkhawatirkan (atau perasaan saya saja) agak was was waktu lewat jalan berlubang.
  • Kaca depan yang guedee membuat sunshade hampir tak bermanfaat, jurus tukang pijat pun keluar (kacamata item on).
  •  “Layer” di dashboard (kelihatan di foto atas). Entah apa maksudnya, keren sih dashboard jadi tidak flat, tapi terus terang cukup mengganggu pandangan dengan adanya refleksi garis di kaca depan, terutama saat siang hari.

Skip...skip..tengah hari kami memutuskan berhenti untuk meluruskan kaki dan mengisi pertamax di SPBU 24.345.110 di daerah Menggala, Lampung. Tripmeter menunjuk angka 310,8 km dan total pengisian pertamax full tank 18,41 liter. Hitungan 310,8 km /18,41 liter= 16,88 km/l tidak seirit perkiraan saya, tapi mengingat kondisi perjalanan stop and go dengan jalan hancur bisa jadi mempengaruhi konsumsi bbmnya. 

Lanjut ke Tulang Bawang singgah untuk mengisi perut di RM Ngawi II dan lagi-lagi tidak sesuai selera, mungkin kondisi badan sedang kurang mendukung. Lanjut perjalanan ke Palembang hari semakin sore bahkan malam, di luar perkiraan saya untuk bisa sampai Palembang sore hari. Kami pun harus berganti-ganti menyetir dan berkali-kali berhenti karena kondisi jalan yang belum berubah buruknya sangat menguras tenaga dan kondisi badan. AC si Lagoon begitu dingin hingga kadang harus dimatikan karena tubuh yang mulai demam tidak mampu menahan dinginnya. 

Satu catatan, perjalanan Bakauheni-Palembang banyak dihiasi razia oleh bapak-bapak polisi, mungkin ada lebih dari 10 razia selama perjalanan, rata-rata menyasar truk, kami pun sempat diperiksa dua kali, tak apalah tak ada masalah, cuma ditanya dari mana mau ke mana tujuannya apa, mungkin pakpol nya bingung mobil kecil ini ada di antara truk truk besar, haha. 

Sampai di Kota Palembang sekitar jam 21.30 kami memilih fastfood untuk makan malam dibandingkan harus gambling mencari tepat makan. Setelah makan malam kami memutuskan menginap di hotel Amaris dengan pertimbangan kami perlu tempat yang nyaman, shower air panas dan sarapan yang cocok di lidah agar kondisi kami kembali fit untuk melanjutkan perjalanan esok harinya.

Esok paginya kami bangun dengan kondisi badan yang lebih segar. Setelah sarapan secukupnya kami check out dan melanjutkan perjalanan ke Jambi. Masih di kota Palembang kami memutuskan kembali mengisi pertamax si SPBU 24.301.15 sambil sedikit bersih-bersih windshield. Pertamac masuk ke tangki Lagoon sebanyak 16,10 liter dan tripmeter menunjuk angka 575,9 km. Itung-itungan lagi (575,9-310,8) km/16,10 liter= 16,46 km/l yaahh nggak jauh beda dengan sebelumnya, karena jalan yang dilewati memang hampir sama kondisinya. Melanjutkan perjalanan ke Jambi kami kembali bergantian menyetir dengan kondisi jalan yang bervariasi melalui Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, kondisi membaik setelah melewati Kecamatan Bayunglincir dan menuju perbatasan Sumsel-Jambi. 

Skip....skip... akhirnyaa sampai juga kami di Jambi, badan terasa sakit semua, kilometer menunjukkan 840,1 km wow mbak mbak GPS itu bohong, atau jarak 791 km itu belum termasuk laut ya? Entahlah mbaknya ditanyain diem aja, hahaha. Alhamdulillah selamat sampai Jambi, melirik jam 15.40 weleh lama juga ternyata. Yang terpikir pertama adalah makan, cuci mobil yang tidak lagi berwarna biru tapi sudah berubah coklat, cek kalau ada yang salah selama perjalanan. Alhamdulillah tidak ada yang lecet, selesai cuci mobil mampir sebentar di kontrakan terus antar adik ke bandara Sultan Thaha Saifuddin untuk mengejar pesawat kembali ke jakarta jam 18.10 karena besoknya harus masuk kerja, sampai belum sempat beli oleh-oleh, maaf ya bro, nanti oleh-olehnya dikirim deh. 


Mission Accomplished

 Kilometer akhir perjalanan

Terima kasih kepada adik saya Danar, dari mulai pemesanan mobil, mengurus pembayaran, service pertama, sampai mengantar ke Jambi, you are the real MVP bro.
Alhamdulillah si Lagoon sudah sampai di Jambi dengan selamat setelah 840 km yang keras dan melelahkan, semoga bermanfaat dan tidak rewel ya, amiin.
 
Note: setelah dipakai 2 hari di dalam kota akhirnya isi pertamax lagi di kilometer 882,0, habis 18,94 liter. Hitung lagi ah (882,0-575,9)km/18,94 liter= 16,16 km/l yaah lagi-lagi nggak jauh beda, mungkin karena dipakai dalam kota juga, bagi saya masih irit kok.

semoga bermanfaat.

4 komentar:

  1. Mantab nih...Jalur Sumatra dah di lintasi ama gogon.. jadi pingin menjajal track sumatera nih.... salam kenal om...

    BalasHapus
  2. salam kenal juga om, pakai gogon juga?

    BalasHapus
  3. Edan euy! Kebukti dah tuh, ketangguhan nya siJuki Gogon R (Ngillerrr)

    BalasHapus